Perlukah Nilai KKM?

  Ketika sekolah dulu kita sering menerima raport diakhir semester biasanya raport ini dibagikan menjelang libur semester raport ini digunakan sebagai laporan pencapaian peserta didik dari sekolah kepada orang tua murid, selain itu raport ini juga bisa dijadikan sebagai bahan evaluasi apa saja yang perlu ditingkatkan dari peserta didik yang bersangkutan, Nah didalam raport tersebut kita biasanya menemukan istilah KKM, KKM merupakan kependekan dari kriteria ketuntasan minimal yaitu suatu kriteria yang harus dipenuhi oleh para siswa untuk dapat dikatakan lulus ditingkat satuan pendidikan dalam suatu mata pelajaran tertentu, untuk menyusun atau menentukan nilai KKM tentunya ada pertimbangan dan perhitungan tersendiri dari guru mata pelajaran yang berangkutan dan pihak sekolah tentunya, tujuan dari adanya KKM ini adalah sebagai target pencapaian kompetensi yang harus dicapai oleh satuan pendidikan dan dimiliki oleh setiap siswa pada suatu mata pelajaran tertentu, seorang siswa bisa dikatakan lulus apabila nilainya berada di atas KKM atau maksimal 2 mata pelajaran yang nilainya boleh berada dibawah KKM.

Karena KKM ini menentukan boleh naik dan lulus tidaknya seorang siswa maka guru berusaha untuk mencari metode pembelajaran yang sesuai dengan para siswa agar para siswa bisa memahami apa yang diajarkan dan disampaikan oleh gurunya, sehingga nantinya diharapakan para siswa bisa menjawab soal-soal yang diberikan sebagai tolak ukur tingkat pemahaman siswa tersebut dan tentunya bisa melewati batas minimal KKM sehingga siswa tersebut dapat dinyatakan lulus dan boleh melanjutkan ke tahap selanjutnya.

Namun bagaimana jika seandainya ada seorang siswa yang tidak bisa melewati batas nilai minimal KKM? apakah guru berani untuk tidak menaikan atau meluluskan siswa yang bersangkutan?
saya kira guru cenderung tidak akan 'tega' untuk membiarkan murid nya tinggal kelas hanya karena masalah nilai mata pelajaran yang diperoleh dibawah KKM akibatnya guru harus mencari cara untuk mengkantrol nilai siswa nya setidaknya sama dengan batas minimal KKM sehingga siswa tersebut dapat naik kelas. akibatnya nilai yang diperoleh tidak bisa mencerminkan kemampuan sesungguhnya dari siswa yang bersangkutan.

   Selain itu nilai KKM memiliki standar dan tolak ukur yang berbeda-beda disetiap sekolah, bisa jadi nilai 60 disekolah A akan berbeda 'kualitasnya' dengan nilai di sekolah B. apalagi sekarang banyak sekali beasiswa maupun program penerimaan atau rekruitmen yang melibatkan nilai raport sebagai bahan pertimbangan diterima atau lolos tidaknya pendaftar, akibatnya banyak sekolah berlomba-lomba memberikan nilai yang bagus agar muridnya bisa lolos dari tes tersebut. maka tidak jarang banyak orang yang "mensangsikan" kemampuan peserta yang lolos berdasarkan nilai raport.

  Maka dari itu untuk menjaga kredibilitas nilai raport maka menurut penulis KKM ini lebih baik dihilangkan dari sistem penilaian siswa, jadi berapapun nilai raport yang diperoleh seorang siswa selama yang bersangkutan memiliki prilaku dan etika yang baik dan mengikuti semua peraturan, kegiatan pembelajaran dan kegiatan positif yang diadakan disekolah maka siswa tersebut tetap dinaikan, dengan begitu nilai yang ada di raport dapat mencerminkan kemampuan sesungguhnya dari siswa tersebut, karena setiap siswa punya tingkat pemahaman dan ketertarikan yang berbeda satu sama lain dalam mata pelajaran yang ada disekolah, seseorang cenderung akan mengeluarkan kemampuan terbaiknya pada bidang yang ia minati dengan begitu juga guru akan lebih mudah menentukan bakat dan mengarahkan siswa dari nilai raport tersebut. toh pada akhirnya siswa memang harus belajar untuk menetukan masa depannya sendiri.

selain itu jika penulis dengar dari orang yang lebih tua dari kita zaman sekolah dulu  memang tidak ada istilah nilai KKM jadi berapapun nilai nya akan tetap ditulis raport apa adanya tanpa ada katrol dari guru, jika ingin nilai yang tinggi atau lebih baik para siswa tidak punya cara lain selain belajar, toh nilai raport juga tidak bisa dijadikan tolak ukur masa depan dan kesuksesan seseorang bisa saja setelah melihat nilainya dia menjadi terpacu dn termotivasi untuk mendapatkan nilai yang lebih baik lagi.

  Jadi gimana apakah teman-teman setuju tentang adanya nilai KKM atau punya solusi lain tentang nilai KKM ini silakan share dan komentar dibawah ini, mari kita berdiskusi untuk menemukan solusi. Terima Kasih.




8 comments for "Perlukah Nilai KKM?"

Comment Author Avatar
Why Facebook Has Banned My Website / Blog URL?

https://motovata.blogspot.com/2019/10/why-facebook-has-banned-my-website-blog.html
Comment Author Avatar
Setuju 1000% kami guru selalu ditekan untuk memberi nilai bagus u/ siswa. Seharusnya nilai harus ditulis apa adanya
Comment Author Avatar
Memang harusnya kkm ditiadakan saja agar nilai lebih fair dan guru tidak perlu meng katrol nilai
Comment Author Avatar
yap 1000 setuju, KKM hapus saja krn utk sklh yg mematok kkm 80 pasti ttp akan memberi nilai 80 utk siswa yg capaian nilai akademiknya rendah( kurang dr 80 bahkan lebih rendah lg) aplg skrg sistem zona yg mana sekolah favorit bnyk menampung murid dg nilai pas2 san/kemampuan yg rendah, tp krn diterima disekolah dg KKM 80 mk nilai minimim yg diperoleh dirapotnya nanti 80 krn guru tdk mgkn memberi nilai kurang dr 80, ini sgt tdk obywkif
Comment Author Avatar
iya agar terasa lebih fair dan adil dalam penilaian, dan yang terpenting nilai harus benar-benar menggambarkan potensi siswa
Comment Author Avatar
Seharusnya KKM ditiadakan, agar tidak ada memanipulasi nilai siswa. Anak yang jarang belajar dan nilai rendah. Diharuskan untuk pas-pas KKM.
Comment Author Avatar
benar KKM telah banyak menghasilkan nilai yang tidak sesuai dengan kenyataan